Pimpinan GAlMA Angkat bicara Peredaran Obat Golongan G di Kab.Tangerang

Tangerang, liputanday- Beredarnya obat golongan G jenis Eximer dan tramadol di Kabupaten Tangerang saat ini sepertinya sudah memasuki fase siaga. Pasalnya barang yang seharusnya menggunakan resep dari dokter tersebut dijual bebas dan harga terjangkau di toko obat berkedok apotek.
Mirisnya, penikmat setia obat golongan G tersebut yang mengkonsumsinya di duga masih anak di bawah umur, Tak ayal, saat ini banyak sekali tindak kejahatan diduga yang melibatkan para anak yang masih dibawah umur.
Menurut sumber informasi di lapangan, mengkonsumsi barang haram tersebut menjadi pilihan utama para pelaku tindak kejahatan untuk melancarkan aksinya.
Hal itu dapat perhatian dari Ketua LSM Bentar Kab. Tangerang Eka Setyarsa, SE mengungkapkan perlunya kerjasama Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan Polri dan pihak pemerintah daerah guna pencegahan penyalahgunaan obat keras golongan G yang mudah dibeli tanpa resep dengan harga terjangkau.
“Bicara obat golongan G itu kan persoalan mental, bagaimana orang itu (pengguna obat golongan G-red) punya mental berjuang punya waktu yang produktif punya kesibukan sehingga peranan-peranan positif bisa ditimbulkan hingga tidak Sempat memakai Obat tersebut,” tutur eka
Dari hal tersebut, menurut eka pentingnya peranan Pemerintah bisa menciptakan produktifitas di kalangan masyarakat terutama kalangan anak muda.
Melihat banyaknya informasi di lapangan, pemerintah dalam hal ini pihak BNN, eka mengatakan jangan hanya sekedar mensosialisasikan dan mendeklarasikan bersama anti Narkoba atau pun penandatanganan Fakta Integritas.
Namun menurut Eka perlu adanya aksi nyata yang langsung dirasakan oleh Masyarakat, yang perlu diawasi dan dikontrol. Sejauh mana pencapaian dan target sesuai tugas mereka.
Eka pun berharap di kalangan pemuda agar bisa aktif mengikuti kegiatan positif yang bisa mencegah penyalahgunaan obat tersebut, dan para orang tua pun bisa mengawasinya.
Namun menurut eka tak bisa dipungkiri, terkadang faktor ekonomi menjadi penyebab luputnya perhatian para orangtua dalam pengawasan kegiatan anak mereka.
(Pimpinan Redaksi)