Kasat Intel Polresta Tangerang Hadiri Camping Kebangsaan Forum Pemuda Lintas Agama (FPLA)
DEPOK,- Forum Pemuda Lintas Agama Kabupaten Tangerang menggelar camping kebangsaan pemuda lintas agama
Kegiatan camping kebangsaan yang mengusung tema “Tantangan Orang Muda Untuk Aktif Berkontribusi Dalam Kemajemukan Masyarakat di Tangerang” berlangsung di bumi perkemahan daerah depok ini diikuti para pemuda dari berbagai organisasi lintas agama yang ada di kabupaten tangerang, juga dihadiri oleh Romo Felix Supranto SS.CC selaku tokoh komunikasi lintas agama banten, Kompol Raden Muhamad Sofian SH, kasat intelkam polresta tangerang, Iptu Hotma Manurung STrK.S.IK, kapolsek panongan polresta Tangerang.
“Bicara moderasi lintas beragama berarti bicara kelangsungan bangsa Indonesia, bicara bagaimana negara ini harus tetap plural dan tetap harus menghargai perbedaan,” ujar kompol Raden Muhamad Sofian SH, saat membuka camping kebangsaan di Bumi Perkemahan MMCC sawangan depok pada sabtu (11/11/2023)
Menurutnya, perbedaan pilihan politik, agama, budaya, dan suku tidak semestinya memecah belah bangsa. Hal itu seperti yang dicontohkan para founding fathers bangsa.
“Kita harus menunjukkan komitmen berbeda tapi satu tujuan. Ini semata-mata untuk kelangsungan bangsa, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan NKRI,”kata kasat Intelkam polresta tangerang ini.
“Hal tersebut merupakan misi besar Moderasi beragama, yakni memastikan setiap anak bangsa memiliki komitmen kebangsaan yang sama,” imbuhnya.
Pemuda masa kini,”kata Raden Muhamad Sofian, juga harus adaptif terhadap local wisdom. Sebab, masyarakat Indonesia kaya akan budaya dengan segala variannya. Indonesia negara yang besar dengan jumlah penduduk yang luar biasa besarnya.
“Tahun 2045 kita akan menyumbangkan bonus demografi. Pada saat itu, mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi produktif yang akan banyak berkiprah untuk mewarnai dunia,” tuturnya.
Kasat Intel mengatakan, penguatan kebangsaan beragama menyasar semua komponen Secara nomenklatur, konsep Moderasi Beragama sudah cukup familiar, tak terkecuali di kalangan Gen Z yang menjadi bagian penting dari program itu.
Kasat sadar bahwa penguatan kebangsaan lintas agama tidak bisa hanya dilakukan oleh kelompok tertentu saja, Ada banyak stakeholder yang perlu diperhatikan dan dilibatkan, salah satunya para pegiat media sosial dan wartawan juga dituntut mampu menggerakkan potensi besar dunia maya dalam diseminasi penguatan kebangsaan.”Kata nya
Terpisah Kapolsek Panongan Iptu Hotma Manurung STrK.S.IK Dalam kesempatan nya, kita sepakat bahwasa nya perbedaan adalah anugrah dari tuhan yang harus kita jaga bersama, jangan sampai ada kecenderungan upaya untuk menjadikan Agama sebagai alat untuk melegitimasi tindakan yang dapat mengoyak nilai harmonisasi kehidupan di masyarakat yang meresahkan, seolah-olah hal itu adalah perintah dari Agama, “inilah yang harus bersama kita hindari dan antisipasi, untuk itu perlu adanya sinergi lintas sektoral dalam menjaga kedamaian dan keharmonisan,” imbuhnya
Kedudukan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan untuk menata dan mengatur kehidupan bermasyarakat, bangsa dan negara, guna menghormati dan mengharmoniskan hubungan perbedaan suku, ras, agama, bahasa dan budaya,”tegas nya
“Camping Kebangsaan ini juga diikuti pegiat media sosial. Mereka juga mempunyai peran penting. Berbagai model pendekatan untuk penguatan kebangsaan ini perlu diupayakan, baik di dunia nyata maupun jagat maya,” ujar nya
“Camping Kebangsaan ini bisa pula menjadi momen dan wadah untuk menjalin relasi konten kreator lintas agama,” tandasnya.
“Saya Indonesia Kami Indonesia dan kita Indonesia”